Perjalanan dilakukan berkelompok, kala itu, jumlah jamaah haji sudah bisa mencapai puluhan ribu orang. Ketika itu, ada pemimpin pasukan yang bertugas menjaga keselamat an dan mengorganisir jamaah haji. Pemimpin pasukan itu dinamai Umara' al-Hajj yang bertugas tidak hanya melindungi jamaah, tapi juga harta dan suplai selama perjalanan.
Harun ar-Rashid merupakan salah seorang khalifah yang pernah mengemban tugas itu. Ia memilih bertarung demi Allah dan karena itulah ia dijuluki Komandan Besar selama perjalanan menuju Masjidil Haram. Istrinya, Zubaydah binti Ja'far pernah membangun jalan seluas 900 mil dari Koofah ke Makkah. Jalan yang dinamai Darb Zubaydah itu selesai dibangun pada 780 Masehi. Jalan itu sekaligus menjadi rute paling awal khusus bagi jamaah calon haji. Harun peduli dengan jamaah haji golongan tidak mampu yang berkelana dengan jalan kaki. Ia menambahkan sembilan tempat istirahat di sepanjang jalan itu. Selain itu, Ia telah menjadi saksi mata atas keadaan menyedihkan jamaah haji kurang mampu ketika melihat mereka harus membayar sebotol minuman. Maka, ia yang memiliki sejumlah sumurpun mengarahkannya di sepanjang rute Haji dari Wadi Nu'man ke Makkah. Sumur-sumur yang disebut Ayn Zubaydah itu diprediksi dibangun dengan total biaya 54 juta dirham. Manfaat dari sumur itu sempat tercatat dalam tulisan perjalanan Ibnu Jubayr dari Andalusia ke Makkah. "Jamaah haji menuangkan air yang mereka punya dan bersenang-senang dalam kelimpahan air itu. Mereka berenang dan mandi pada air itu. Itulah pemberian Tuhan bagi perjalanan mereka."
Harun ar-Rashid merupakan salah seorang khalifah yang pernah mengemban tugas itu. Ia memilih bertarung demi Allah dan karena itulah ia dijuluki Komandan Besar selama perjalanan menuju Masjidil Haram. Istrinya, Zubaydah binti Ja'far pernah membangun jalan seluas 900 mil dari Koofah ke Makkah. Jalan yang dinamai Darb Zubaydah itu selesai dibangun pada 780 Masehi. Jalan itu sekaligus menjadi rute paling awal khusus bagi jamaah calon haji. Harun peduli dengan jamaah haji golongan tidak mampu yang berkelana dengan jalan kaki. Ia menambahkan sembilan tempat istirahat di sepanjang jalan itu. Selain itu, Ia telah menjadi saksi mata atas keadaan menyedihkan jamaah haji kurang mampu ketika melihat mereka harus membayar sebotol minuman. Maka, ia yang memiliki sejumlah sumurpun mengarahkannya di sepanjang rute Haji dari Wadi Nu'man ke Makkah. Sumur-sumur yang disebut Ayn Zubaydah itu diprediksi dibangun dengan total biaya 54 juta dirham. Manfaat dari sumur itu sempat tercatat dalam tulisan perjalanan Ibnu Jubayr dari Andalusia ke Makkah. "Jamaah haji menuangkan air yang mereka punya dan bersenang-senang dalam kelimpahan air itu. Mereka berenang dan mandi pada air itu. Itulah pemberian Tuhan bagi perjalanan mereka."
Selain para penguasa Muslim asal Arab, penguasa non-Arab pun menunjukan kebaikannya pada jamaah haji. Pada 1324 Masehi, pemimpin Muslim dari Mali, Mansa Musa melaksanakan haji pertamanya. Ia membawa ratusan unta dengan masing2 membawa emas, makanan dan minuman. Rombongannya ditemani 60 ribu orang termasuk pasukan, dokter, guru, dan pendongeng. Usaha rombongan Mansaguna mencapai Mekkah tidaklah mudah. Dari ibukota Niani ke Timbuktu harus melalui gurun sahara. Hingga mencapai Kairo terlebih dahulu sebelum mencapai. Jazirah Arab.Ketika itu, orang-orang disepanjang perjalanan Mansa menunggunya lewat guna menyaksikan betapa besar rombongannya. Kebaikan Mansa sudah terkenal kala itu. Sehingga seusai hajinya itu ia memberikan uang dan emas kepada penduduk di Mekkah dan Kairo saat perjalanan pulangnya. Saking banyaknya emas yang ia berikan hingga membuat harga emas menurun drastis ketika itu.
Selain kisah Mansa, ada pula perjalanan Sikandar Begum yang tercatat dalam tinta sejarah. Ia merupakan pemimpin dari wilayah Bhopal di India yang mencapai Jeddah pada 23 Januari 1864. Ia pun sekaligus menjadi penguasa asal India pertama yang melaksanakan haji. Begum sendiri adalah muslimah yang terus menulis detail perjalanannya dalam buku catatan. Begum turut menjadi penguasa pertama non-Arab yang mendapatkan tanah di Mekkah dan Madinah untuk membangun penginapan.Setelah dibangun, maka penginapan itu hanya diperuntukkan bagi jamaah haji asal negaranya hingga hari ini. Sedangkan pemimpin India dari wilayah Hyderabad, Arcot dan Tonk akhirnya mengikuti jejaknya.
PERANG DAN HAJI
Pelaksanaan Haji sempat diwarnai sejumlah peperangan besar. Turki Ustmani yang waktu itu menjadi penjaga dua masjid suci terlibat Perang Dunia I. Wilayah Barat yang kini menjadi bagian dari Arab Saudi menjadi tidak aman. Penyebab jangka panjang perang ini mencakup kebijakan luar negeri imperialis kekuatan besar Eropa, termasuk Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria - Hongaria, Kesultanan Utsmaniyah, Kekaisar an Rusia, Imperium Britania, Republik Perancis, dan Italia. Pembunuhan tanggal 28 Juni 1914 terhadap Adipati Agung Franz Ferdinand dari Austria, pewaris tahta Austria-Hongaria, oleh seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina adalah pencetus perang ini. Pembunuhan tersebut berujung pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia. Sejumlah aliansi yang dibentuk selama beberapa dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga dalam hitungan minggu semua kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui koloni mereka, konflik ini segera menyebar ke seluruh dunia. Di Asia Tenggara, agresi Jepang membuat perjalanan kapal laut menjadi tidak aman. (Republika.co.id,jakarta)
Pada tahun 1990, Irak menginvasi Kuwait. Invasi ini segera memicu perang besar yang melibatkan sejumlah negara Teluk dan Amerika Serikat. Arab Saudi yang meminta bantuan Amerika Serikat bersedia menjadikan wilayahnya sebagai pangkalan militer. Dari wilayah Saudi, AS menghalau serangan Irak yang juga menargetkan wilayah Saudi. Saat itu, terminal haji di Jeddah dijadikan pusat logistik dan persenjataan sekutu. Pemerintah Indonesia mengantisipasi perang dengan membuka kemungkinan fatwa tak wajib haji Sebab saat itu, harga tiket pesawat naik signifikan. Karena harga Avtur melonjak tinggi. Saat itu, jumlah jamaah haji terdaftar mencapai 79.373 orang degan biaya 6 juta rupiah untuk haji reguler. Perang tersebut akhirnya tak terjadi. Irak mundur dari Kuwait karena desakan negara Teluk lainnya. (Republika.co.id,jakarta)
Lebih Lanjut Baca - Per-Haji-an Sejak 1880
Lebih Lanjut Baca - Asal Gelar Haji Di Indonesia
Lebih Lanjut Baca - Tekanan Belanda Atas Naik Haji
Lebih Lanjut Baca - Sejarah Perhajian Di Nusantara
Wallahu a’lam bish-shawab
Lebih Lanjut Baca - Per-Haji-an Sejak 1880
Lebih Lanjut Baca - Asal Gelar Haji Di Indonesia
Lebih Lanjut Baca - Tekanan Belanda Atas Naik Haji
Lebih Lanjut Baca - Sejarah Perhajian Di Nusantara
Wallahu a’lam bish-shawab
“Dan Allah Mahatahu yang benar/sebenarnya”
(dihimpun dari berbagai sumber – rully hasibuan)
(dihimpun dari berbagai sumber – rully hasibuan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar