Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres lahir di Brusel, 9 Februari 1880 – meninggal di Ixelles, 31 Mei 1958, ialah seorang pelukis dari Belgia. Ia tiba di Singaraja, Bali dengan perahu pada tahun 1932. Lalu ia menetap di Denpasar. Le Mayeur menyewa sebuah rumah di banjar Kelandis, Denpasar, tempatnya berkenalan dengan penari legong Ni Nyoman Pollok
yang berusia 15 tahun, yang kemudian menjadi model lukisannya. Sejumlah karya Le Mayeur yang menggunakan Ni Pollok sebagai model dipamerkan di Singapura untuk pertama kalinya pada tahun 1933, yang kemudian sukses dan iapun terkenal. Kembali dari Singapore, Le Mayeur membeli sepetak tanah di Pantai Sanur dan membangun rumah.
Di rumah yang menjadi studio ini, Ni Pollok bekerja tiap hari sebagai model bersama 2 sahabatnya. Kecantikan dan kepribadian Ni Pollok membuat Le Mayeur menikmati rumah barunya di Bali. Awalnya, ia hanya akan tinggal selama 8 bulan, namun kemudian ia memutuskan untuk tinggal di pulau itu sampai akhir hayatnya. Setelah 3 tahun bekerja bersama, pada tahun 1935, Le Mayeur dan Ni Pollok menikah. Sepanjang kehidupan pernikahannya, Le Mayeur tetap melukis dengan menggunakan istrinya sebagai model.
yang berusia 15 tahun, yang kemudian menjadi model lukisannya. Sejumlah karya Le Mayeur yang menggunakan Ni Pollok sebagai model dipamerkan di Singapura untuk pertama kalinya pada tahun 1933, yang kemudian sukses dan iapun terkenal. Kembali dari Singapore, Le Mayeur membeli sepetak tanah di Pantai Sanur dan membangun rumah.
Di rumah yang menjadi studio ini, Ni Pollok bekerja tiap hari sebagai model bersama 2 sahabatnya. Kecantikan dan kepribadian Ni Pollok membuat Le Mayeur menikmati rumah barunya di Bali. Awalnya, ia hanya akan tinggal selama 8 bulan, namun kemudian ia memutuskan untuk tinggal di pulau itu sampai akhir hayatnya. Setelah 3 tahun bekerja bersama, pada tahun 1935, Le Mayeur dan Ni Pollok menikah. Sepanjang kehidupan pernikahannya, Le Mayeur tetap melukis dengan menggunakan istrinya sebagai model.
Pada tahun 1956, Bahder Djohan, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia saat itu mengunjungi Le Mayeur dan Ni Pollok di rumahnya. Bahder begitu terpesona dengan karya pelukis itu dan kemudian mengusulkan kepada pasangan itu untuk melestarikan rumah mereka dan seisinya sebagai museum. Le Mayeur menyetujui gagasan itu dan sejak itu ia bekerja lebih keras untuk menambah banyak koleksi rumah itu dan menambah kualitas karyanya juga. Akhirnya, impian Le Mayeur menjadi kenyataan ketika pada tanggal 28 Agustus 1957, sebuah testamen ditandatangani, yang isinya adalah bahwa Le Mayeur mewariskan semua miliknya termasuk tanah, rumah, dan seisinya kepada Ni Pollok sebagai hadiah. Di saat yang sama, Ni Pollok kemudian memindahkan semua yang diwarisi dari suaminya kepada Pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai museum.
Pada tahun 1958, Le Mayeur menderita kanker telinga parah, dan ditemani oleh Ni Pollok ia kembali ke Belgia untuk menerima perawatan medis. Setelah 2 bulan di sana, akhirnya Le Mayeur meninggal dunia dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di Ixelles/Elsene, Brusel. Ni Pollok kemudian pulang kampung untuk merawat rumahnya yang menjadi museum hingga kematiannya pada tanggal 18 Juli 1985 dalam usia 68 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar